Rabu, 21 Maret 2012 05:49
 |
| Foke Cagub DKI |
Di antara nama-nama yang maju tersebut, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilansir dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), calon incumbent Fauzi Bowo memiliki harta paling banyak.
Berdasarkan data yang diperoleh Media Indonesia, Selasa (20/3), tercatat harta Fauzi Bowo yang dilaporkan pada 26 Juli 2010 mencapai sebesar Rp46,935 miliar dan US$200.000. Kekayaan pria yang kerap disapa Foke itu mengalami peningkatan sekitar Rp13 miliar dari yang dilaporkannya pada Mei 2007.
Kenaikan yang cukup fantastis itu salah satunya terlihat dari penambahan aset tanah dan bangunan di Jakarta dan Tangerang yang dimilikinya yaitu dari Rp19.324.407.000 menjadi Rp33,554 miliar.
Kenaikan yang cukup fantastis itu salah satunya terlihat dari penambahan aset tanah dan bangunan di Jakarta dan Tangerang yang dimilikinya yaitu dari Rp19.324.407.000 menjadi Rp33,554 miliar.
Peringkat kedua diduduki oleh Wali Kota Solo Joko Widodo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra. Dalam laporan pada 28 Februari 2010, total harta pria berusia 50 tahun itu mencapai Rp18.469 miliar dan US$9.483. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar Rp4 miliar dari pelaporan Oktober 2008 yang sebesar Rp14.192.270.500 dan US$4.437.
Selanjutnya, terkaya ketiga adalah calon independen pasangan Faisal Basri, yakni Biem Triani Benjamin. Dalam laporan pada 3 September 2003 saat ia masih menjadi anggota DPD periode 2004-2009, hartanya berjumlah sebesar Rp16,460 milliar.
Posisi keempat ditempati oleh Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin yang diusung Partai Golkar, PPP, dan PDS. Dalam data lembaran negara di kantor KPK, hartanya berjumlah sebesar Rp10,509 miliar. Namun ternyata pelaporan pada 1 September tahun 2006 itu Alex masih menjabat sebagai Bupati Musi Banyu Asin.
Kemudian posisi kelima diduduki oleh anggota Komisi II DPR RI Basuki Tjahja Purnama. Pada laporan terakhirnya, 30 November 2007, harta mantan Bupati Belitung Timur itu mencapai Rp7,178 miliar dan US$4.173. Uniknya jumlah ini mengalami penurunan dari pelaporannya pada Desember 2006 yaitu Rp7,837 miliar dan US$4.173.
Posisi keenam ditempati oleh mantan Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. Pria yang kini sebagai anggota Komisi I DPR itu diketahui pada laporan 1 Desember 2009 dengan harta berjumlah Rp6,323 miliar dan US$10.706. Jumlah ini menunjukkan peningkatan cukup fantastis yang dilaporkannya Desember 2006 yang hanya sebesar Rp455 juta dan US$5000.
Selanjutnya ketujuh disusul oleh calon gubernur independen Hendardji Supandji. Berdasarkan pelaporan harta terakhirnya pada 31 Oktober 2008, dengan harta sebesar Rp5,336 milliar.
Pada peringkat kedelapan ditempati oleh cawagub pasangan Alex Noerdin, Nono Sampomo. Purnawirawan TNI berpangkat Letnan Jenderal itu pada pelaporan 31 Desember 2006 hartanya berjumlah sebesar Rp3.834.261.164 dan US$270.000.
Selanjutnya di posisi sembilan ditempati oleh politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Didik Junaedi Rachbini. Dalam data LHKPN yang dilaporkan pada 22 Desember 2003, anggota DPR periode 2004-2009 itu memiliki harta sebesar Rp2.320.341.000 dan US$ 7.000.
Kesepuluh diduduki oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta, Nachrowi. Sayangnya data yang dimiliki KPK, hanya saat dirinya menjadi Sekertaris Utama Lembaga Sandi Negara. Pada pelaporan 30 Mei 2001, purnawirawan TNI itu memiliki harta sebesar Rp683.122.000.
Sementara dua nama calon lainnya, Faisal Basri dan Rizal Partia tidak terdapat dalam data LHKPN KPK. Menurut Kepala Bidang Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha, untuk Faisal pihaknya masih melakukan verifikasi terhadap harta kekayaannya, sedangkan Riza tidak memiliki kewajiban melaporkan harta karena bukan merupakan penyelenggara negara.
sumber : MICOM
