Manusia Penyusup ke Roda Pesawat, Bisa Ditiru Teroris - Indonesia
Headlines News :
Home » , , , » Manusia Penyusup ke Roda Pesawat, Bisa Ditiru Teroris

Manusia Penyusup ke Roda Pesawat, Bisa Ditiru Teroris

Written By Dre@ming Post on Kamis, 09 April 2015 | 08.34

Mario Steven Ambarita, pria yang menyelundup ke pesawat Garuda Indonesia tujuan Penakbaru-Jakarta saat menjalani perawat
Ini Dia Latar Belakang Kehidupan Mario, Manusia Penyusup ke Roda Pesawat

Belum ada motif pasti Mario Steven Ambarita (21) sampai nekat ikut penerbangan pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta selama 1 jam 10 menit dengan sembunyi di roda pesawat pada Selasa (7/4/2015) petang.

Pihak Garuda Indonesia menyebutkan Mario melakukan aksinya itu karena ingin pulang ke kota kelahirannya, Jakarta. Sebab, Mario yang lahir di Jakarta dan tumbuh besar di Riau, tapi belum pernah ke Jakarta pasca-pindah tempat tinggal.

Namun, pihak Polres Bandara sebagaimana pengakuan Mario dalam pemeriksaan ke petugas Otoritas Bandara (Otban), ia melakukan aksi itu agar dapat bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi.

Selain pengakuan ke petugas, perihal motif Mario melakukan aksi nekatnya itu juga disampaikannya melalui update dalam twitter dan facebook-nya.

Dalam akun twitternya, @riostevanaja, Mario mengungkapkan keluh kesah hatinya.

"Aku emang sakit hati, dan aku emang kecewa, tapi aku gak mau dikasihanin!" tulis Mario melalui akun twitter-nya.

"Bosaan, tiap hari gini-gini aja. Gak ada hiburan," kicaunya lagi.

Dalam update twitter terakhirnya sebelum menyusup ke pesawat, Mario juga sempat menyampaikan sempat masak nasi goreng sendiri hingga keinginannya yang besar untuk menjadi orang sukses.

"Sukses itu perlu proses, kalau mau cepat iya mie instant."

Sementara, update terakhir dalam akun facebooknya, Mario Steven Ambarita, ia mengungkapkan perihal hubungan asmara hingga sindiran.

"Kalau punya cewek ya jangan dicuekinlah, jangan nunggu apa-apa harus cewek duluan."

"Masih jaman nakal? Sekarang sudah harus berpikir gimana buat orangtua bisa bangga sama kita!!! Bisa bikin orang tua tersenyum itu ibadah di tahun 2015 ini mas bro."

Berdasarkan pengakuan ke petugas bandara, Mario mengaku anak sulung dari lima bersaudara pasangan Manahan Ambarita dan Viar Sitanggang. Ia mengaku lahir di Jakarta, 30 Agustus 1993.

Namun, ia dan keluarganya tinggal di sebuah desa, tepatnya di Jalan Ki Hajar Dewantara, Desa Bagan Batu, Bagan Sinembah, Rokan Hilir, Riau.

Ia pun menamatkan pendidikan SD hingga STM di Bagan Batu. Keseharian ayah dan ibunya bekerja sebagai petani dan bercocok tanam di ladang. Begitu pun Mario.

"Tadi, saya sempat ngobrol dengan dia di dalam. Dia bilang, di Riau cuma cocok tanam, jadi petani seperti orang tuanya," ujar seorang petugas Otban di kantornya, tempat Mario diproses, kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Selasa (7/4/2015) malam.

"Saya belum bisa menyimpulkan, apakah dia melakukan aksi itu karena sebatas ingin ke Jakarta tapi nggak punya duit atau ingin mencuri perhatian publik lantaran ingin ketemu Presiden Jokowi. Tapi, salut juga kalau benar dia gara-gara ingin ketemu Presiden Jokowi sampai pakai cara seperti itu," ujar imbuh petugas yang enggan disebutkan namanya itu.

Meski berasal dari keluarga petani, Mario mengaku ke petugas bandara bisa menyusup ke area landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, dan menyusup ke roda pesawat Garuda, dengan belajar dari internet dan media sosial seperti Facebook

Cara Mario Menyusup Pesawat Bisa Ditiru Teroris

JAKARTA - Aksi nekat seorang pemuda, Mario Steven Ambarita menyusup di ruang roda pesawat sungguh mencengangkan.

Pemuda asal Rokan Hilir Riau itu sukses menjadi penumpang gelap Garuda Indonesia jurusan Pekanbaru - Jakarta yang terbang dalam ketinggian 34 ribu kaki.

"Aksi itu memang ada panduannya di internet. Mungkin Mario belajar dari website, tapi tetap butuh mental dan nyali yang kuat untuk praktik," ujar peneliti intelijen keamanan Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib dalam keterangannya, Rabu (8/4/2015).

Ridlwan menjelaskan, 22 April 2014 seorang pemuda 16 tahun berhasil bersembunyi di roda pesawat yang terbang selama lima jam dari San Jose California ke Hawai dengan pesawat Boeing 767.

"Bandara secanggih Amerika Serikat saja bisa bobol, manajemen pesawatnya juga bobol," kata alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI tersebut.

Dari hasil penelitian Ridlwan, diketahui sejak 1947 sebanyak 105 orang berusaha terbang dengan sembunyi di ruang roda pesawat.

"Menurut data Federal Aviation Administration Civil Aerospace Medical Institute ada 94 penerbangan yang berusaha disusupi," kata Ridlwan.

Dari 105 orang yang mencoba itu, 25 di antaranya sukses, bahkan ada seorang anak berusia 9 tahun.

"Keberhasilan Mario ini yang pertama dalam sejarah penerbangan Indonesia," jelas Ridlwan. Ini harus diantisipasi oleh pihak pengelola bandara dan maskapai.

"Dua-duanya saya kira lalai. Bandara bisa diterobos, dan pilot atau crew tidak bisa waspada atau tidak tahu ada penyusup di ruang roda," kata Ridlwan.

Untung saja, aksi Mario itu tidak menghalangi roda pendarat keluar dari body pesawat.

"Jika stuck atau macet, akibatnya fatal sekali, pesawat harus emergency landing tanpa roda pendarat," kata Ridlwan.

Ahli kontra terorisme ini juga mengingatkan aksi Mario bisa menjadi inspirasi kelompok teroris melakukan serangan.

"Harus segera dilakukan evaluasi menyeluruh ke sistem bandara dan prosedur tambahan sebelum take off," ujarnya.

Plot serangan teroris dengan sasaran bandara dan pesawat sebenarnya sudah diendus Densus 88 sejak pengungkapan jaringan Syaifudin Zuhri (pengebom JW Marriott) pada 2009.

Saat itu, Muhammad Syahrir (tewas ditembak) adalah seorang eks teknisi maskapai penerbangan.

Dia juga diduga sudah berupaya melakukan rekruitmen pada sejumlah orang yang bekerja di lingkup Bandara Soekarno Hatta.

Modus pembajakan pesawat juga pernah dilakukan kelompok Imron tahun 1981. Mereka membajak pesawat Garuda dan mendaratkannya di Woyla Thailand. Aksi itu dilumpuhkan Kopassus pimpinan Sintong Panjaitan dalam sergapan tujuh menit.

"Aksi nekat Mario ini banyak memberikan pelajaran untuk aparat keamanan. Stop saling menyalahkan dan segera lakukan evaluasi dan langkah antisipasi," kata Ridlwan.

Mau Bertemu Jokowi dan Puan, Buat Mario Masuk ke Ruang Roda Pesawat Garuda

TANGERANG - Mario Steven Ambarita (21) mengaku memiliki tujuan tersendiri, kenapa nekat masuk ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia GA177, Selasa (7/4/2015) kemarin.

Hal tersebut, diungkapkan oleh Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah 1 Soekarno-Hatta, Bintang Hidayat.

"Kata dia (Mario), tujuannya ke sini itu mau ketemu Jokowi (Joko Widodo). Tetapi dia enggak bilang mau ngapain ke Pak Jokowi," tutur Bintang, Rabu (8/4/2015) petang.

Keinginan Mario untuk menemui Presiden RI itu juga diketahui oleh salah satu pegawai di lingkungan Kantor Otoritas, yakni Yuda (54).

Ibu yang merupakan pemilik kantin di belakang Kantor Otoritas itu mengaku, bahwa saat mengantarkan makanan tadi siang, dia sempat berbincang dengan Mario.

"Orangnya bilang sih dia kesal sama Pak Jokowi, terus niatnya mau ketemu minta turunin harga BBM (bahan bakar minyak)," ujar Yuda.

Namun setelah mengucapkan hal tersebut, Mario kepada Yuda, menyampaikan juga ingin bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Puan Maharani serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Tedjo Edhy Purdijatno. Tetapi tidak jelas apa tujuan Mario ingin menemui mereka.

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan pemeriksaan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penerbangan Sipil, Mario telah ditetapkan sebagai tersangka.

Mario diduga melanggar dua poin dalam Undang-Undang Penerbangan, yakni Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 421 tentang Memasuki Daerah Terbatas dan Pasal 435 tentang Memasuki Bandar Udara yang Dapat Membahayakan Keselamatan Penerbangan, dengan ancaman hukuman maksimal satu tahun penjara dan denda maksimal Rp 100 juta (Pasal 421) dan Rp 500 juta (Pasal 435).







sumber : tribun
Share this article :

Total Visitors


 
Support : Dre@ming Media | Dre@ming Post | I Wayan Arjawa, S.T.
Copyright © 2011. Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Excata Published by DLC
Proudly powered by Dre@ming Media