Kamis, 24/03/2011 11:19 WIB
Megawati: Arah Pembangunan Transportasi Tidak Jelas
Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menilai pembangunan infrastruktur
transportasi saat ini tidak jelas. Pembangunan baru sekedar konsep megah yang tak kunjung terlaksana.
"Transportasinya tidak jelas-jelas. Kemana maunya ini," kata Megawati saat menyampaikan keynote speech dalam Seminar Nasional Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Kesejahteraan Rakyat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2011).
Hadir dalam seminar antara lain, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua MK Mahfud MD, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mantan Menhub Jusman Syafii Djamal dan mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim.
Megawati mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi hendaknya terus dilakukan tanpa henti. Menyitir filosofi pembangunan di India, Megawati mengatakan, betapapun sulitnya pendanaan, pembangunan infrastruktur transportasi harus terus bergerak.
"Kenapa kita berpikir maunya hebat, tapi implementasi tidak dibuat, mari kerjakan dulu apa yang ada," kata presiden kelima RI ini.
Dia mencontohkan, dalam membangun infrastruktur transportasi di daerah terisolir, janganlah dulu berpikir sulitnya pendanaan.
"Yang terpenting buka dulu desanya, yang penting ada pergerakan. Kalau ada uang buat jalan 1 km dulu, nanti punya duit lagi 2 km. Kalau mikir sulitnya uang, nanti tidak jadi-jadi," tutur Megawati.
Megawati juga mengaku kesal dengan pembangunan infrastruktur transportasi Indonesia yang tertinggal dari India dan Cina. Padahal, jumlah penduduk Indonesia jauh lebih sedikit dari kedua negara itu.
"Mohon maaf kesel, padahal kalau saya melihat jumlah (penduduk) kita cuma seperapat jumlahnya dari mereka," keluhnya.
Acara seminar yang diisi Megawati itu cukup menyedot perhatian pengunjung. Sekitar 200 orang menghadiri acara yang digelar di ruangan KK II DPR tersebut.

"Transportasinya tidak jelas-jelas. Kemana maunya ini," kata Megawati saat menyampaikan keynote speech dalam Seminar Nasional Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Kesejahteraan Rakyat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2011).
Hadir dalam seminar antara lain, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua MK Mahfud MD, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mantan Menhub Jusman Syafii Djamal dan mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim.
Megawati mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi hendaknya terus dilakukan tanpa henti. Menyitir filosofi pembangunan di India, Megawati mengatakan, betapapun sulitnya pendanaan, pembangunan infrastruktur transportasi harus terus bergerak.
"Kenapa kita berpikir maunya hebat, tapi implementasi tidak dibuat, mari kerjakan dulu apa yang ada," kata presiden kelima RI ini.
Dia mencontohkan, dalam membangun infrastruktur transportasi di daerah terisolir, janganlah dulu berpikir sulitnya pendanaan.
"Yang terpenting buka dulu desanya, yang penting ada pergerakan. Kalau ada uang buat jalan 1 km dulu, nanti punya duit lagi 2 km. Kalau mikir sulitnya uang, nanti tidak jadi-jadi," tutur Megawati.
Megawati juga mengaku kesal dengan pembangunan infrastruktur transportasi Indonesia yang tertinggal dari India dan Cina. Padahal, jumlah penduduk Indonesia jauh lebih sedikit dari kedua negara itu.
"Mohon maaf kesel, padahal kalau saya melihat jumlah (penduduk) kita cuma seperapat jumlahnya dari mereka," keluhnya.
Acara seminar yang diisi Megawati itu cukup menyedot perhatian pengunjung. Sekitar 200 orang menghadiri acara yang digelar di ruangan KK II DPR tersebut.
Megawati: Pembangunan Saat Ini Tanpa Perencanaan
Jakarta - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menilai pembangunan yang dilakukan pemerintah saat ini tanpa perencanaan berkesinambungan.
"Pemerintah saat ini tidak memiliki GBHN (Garis Garis Besar Haluan Negara) yang mengatur arah kebijakan negara," katanya saat menjadi pembicara kunci dan membuka seminar nasional "Pembangunan Infrastruktur Transportasi" di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Seminar nasional tersebut menghadirkaqn pembicara Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Emil Saliem, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Menteri Perhubungan Djusman Syafi`i Djamal, dan pakar geologi Surono.
Menurut Megawati, tidak adanya GBHN sehinggga mengetahui pembangunan apa yang direncanakan selama lima tahun ke depan.
Pemerintah dulu, kata dia, menerapkan GBHN yang merupakan induk dari arah kebijakan negara, tapi setelah reformasi GBHN dihapuskan sehingga perencanaan pembangunan pemerintah menjadi sangat pendek.
"Saat ini kalau kalau tidak tidak anggaran maka pembangunan menjadi terhenti," katanya.
Mantan Presiden Republik Indonesia ini mengkritik agar cara berpikir seperti itu perlu diubah, yakni tidak berforientasi pada anggaran tapi harus memanfaatkan semua potensi yang ada untuk melakukan pembangunan.
Menurut dia, pembangunan dilakukan tidak harus menunggu ada anggaran yang mencukupi, tapi harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada.
"Dalam pembangunan seharusnya jangan berpikir anggaran dulu, tapi kerjakan apa yang bisa dikerjakan," katanya.
Megawati juga menegaskan, PDI Perjuangan dulu tidak bisa menjadi seperti sekarang karena tidak ada dana, tapi PDI Perjuangan bisa karena mengerjakan apa yang bisa dikerjakan.
Putri mantan proklamator Soekarno ini menambahkan, dulu, Bung Karno ketika menjadi presiden punya konsep yang sangat konseptual yakni pembangunan semesta berencana.
"Konsep Bung Karno itu seperti jejaring laba-laba, yakni mengerjakan apa yang bisa dikerjakan," katanya.
Menurut dia, paradigma masyarakat saat ini sudah berbeda dengan masyarakat zaman dahulu.
Masyarakat saat ini, kata dia, idealismenya sudah menurun dan menjadi pragmatis. "Paradimga bangsa Indonesia perlu diubah agar mampu melakukan apa saja dengan potensi yang ada," katanya.
(R024)
"Pemerintah saat ini tidak memiliki GBHN (Garis Garis Besar Haluan Negara) yang mengatur arah kebijakan negara," katanya saat menjadi pembicara kunci dan membuka seminar nasional "Pembangunan Infrastruktur Transportasi" di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Seminar nasional tersebut menghadirkaqn pembicara Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Emil Saliem, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Menteri Perhubungan Djusman Syafi`i Djamal, dan pakar geologi Surono.
Menurut Megawati, tidak adanya GBHN sehinggga mengetahui pembangunan apa yang direncanakan selama lima tahun ke depan.
Pemerintah dulu, kata dia, menerapkan GBHN yang merupakan induk dari arah kebijakan negara, tapi setelah reformasi GBHN dihapuskan sehingga perencanaan pembangunan pemerintah menjadi sangat pendek.
"Saat ini kalau kalau tidak tidak anggaran maka pembangunan menjadi terhenti," katanya.
Mantan Presiden Republik Indonesia ini mengkritik agar cara berpikir seperti itu perlu diubah, yakni tidak berforientasi pada anggaran tapi harus memanfaatkan semua potensi yang ada untuk melakukan pembangunan.
Menurut dia, pembangunan dilakukan tidak harus menunggu ada anggaran yang mencukupi, tapi harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada.
"Dalam pembangunan seharusnya jangan berpikir anggaran dulu, tapi kerjakan apa yang bisa dikerjakan," katanya.
Megawati juga menegaskan, PDI Perjuangan dulu tidak bisa menjadi seperti sekarang karena tidak ada dana, tapi PDI Perjuangan bisa karena mengerjakan apa yang bisa dikerjakan.
Putri mantan proklamator Soekarno ini menambahkan, dulu, Bung Karno ketika menjadi presiden punya konsep yang sangat konseptual yakni pembangunan semesta berencana.
"Konsep Bung Karno itu seperti jejaring laba-laba, yakni mengerjakan apa yang bisa dikerjakan," katanya.
Menurut dia, paradigma masyarakat saat ini sudah berbeda dengan masyarakat zaman dahulu.
Masyarakat saat ini, kata dia, idealismenya sudah menurun dan menjadi pragmatis. "Paradimga bangsa Indonesia perlu diubah agar mampu melakukan apa saja dengan potensi yang ada," katanya.
(R024)
Megawati: Please Jangan Impor yang Kita Punya
Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyayangkan banyaknya komoditi yang diimpor oleh pemerintahan saat ini. Padahal, kata dia, komoditi itu tersedia di negeri ini.
"Apa-apa dari Malaysia, apa-apa impor. Saya bukan antiimpor, tapi please apa yang tidak ada (di negeri ini) bolehlah (impor), tapi yg ada jangan. Ini yang namanya berdiri di atas kaki sendiri," kata Megawati.
Hal itu dikatakan Megawati saat menyampaikan keynote speech dalam Seminar Nasional Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Kesejahteraan Rakyat di ruang KK II Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2011).
Seminar dihadiri sekitar dua ratusan orang yang didominasi kader PDIP. Hadir juga antara lain, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua MK Mahfud MD, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mantan Menhub Jusman Syafii Djamal, mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim.
Seperti diketahui berbagai komoditi diimpor oleh pemerintah saat ini. Terakhir yang menjadi kehebohan publik, yakni diimpornya ikan dari China ke negeri bahari ini.
Megawati bercerita, pernah dalam sebuah kesempatan kunjungan ke luar negeri ia ditanya orang asing tentang apa saja yang ada di Indonesia. Namun, ia balik bertanya, "Sebut saja apa yang ingin Anda ketahui, ada di Indonesia?"
"Gold ada, ikan banyak, minyak ada, sawit ada, sayuran ada, batubara ada. Apa yang tidak kita punya saudara-saudara?" seru Megawati disambut tepuk tangan para hadirin.
Megawati mengatakan, hampir semua komoditi ada di negeri ini. "Tinggal urusannya kebanggaan diri dan mau kerja nggak?" ucap Megawati yang memakai terusan batik ini.
Megawati mengaku prihatin dengan daya juang bangsa yang menurutnya tidak ada lagi. "Kita jadi orang yang sangat pragmatis. Idealisme makin hari makin menurun. Tidak ada lagi ide kreatif yang bekerja bagi negerinya," jelasnya.
"Apa-apa dari Malaysia, apa-apa impor. Saya bukan antiimpor, tapi please apa yang tidak ada (di negeri ini) bolehlah (impor), tapi yg ada jangan. Ini yang namanya berdiri di atas kaki sendiri," kata Megawati.
Hal itu dikatakan Megawati saat menyampaikan keynote speech dalam Seminar Nasional Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Kesejahteraan Rakyat di ruang KK II Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2011).
Seminar dihadiri sekitar dua ratusan orang yang didominasi kader PDIP. Hadir juga antara lain, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua MK Mahfud MD, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mantan Menhub Jusman Syafii Djamal, mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim.
Seperti diketahui berbagai komoditi diimpor oleh pemerintah saat ini. Terakhir yang menjadi kehebohan publik, yakni diimpornya ikan dari China ke negeri bahari ini.
Megawati bercerita, pernah dalam sebuah kesempatan kunjungan ke luar negeri ia ditanya orang asing tentang apa saja yang ada di Indonesia. Namun, ia balik bertanya, "Sebut saja apa yang ingin Anda ketahui, ada di Indonesia?"
"Gold ada, ikan banyak, minyak ada, sawit ada, sayuran ada, batubara ada. Apa yang tidak kita punya saudara-saudara?" seru Megawati disambut tepuk tangan para hadirin.
Megawati mengatakan, hampir semua komoditi ada di negeri ini. "Tinggal urusannya kebanggaan diri dan mau kerja nggak?" ucap Megawati yang memakai terusan batik ini.
Megawati mengaku prihatin dengan daya juang bangsa yang menurutnya tidak ada lagi. "Kita jadi orang yang sangat pragmatis. Idealisme makin hari makin menurun. Tidak ada lagi ide kreatif yang bekerja bagi negerinya," jelasnya.
sumber : detik, Antara