"Dari segi bisnis, memang pemilik hotel tidak bisa dipersalahkan karena mencari omzet hunian kamar. Tapi jika hotel kemudian menjadi penyedia layanan Seks kan ga bener ya?," ujarnya.Gbr Ist |
Belasan hotel di Bandungan, Kabupaten Semarang, ditengarai beralih fungsi menjadi kos-kosan para perempuan pekerja seks komersial (PSK).
Dimana sebagian besar hotel yang beralih fungsi menjadi kos-kosan PSK tersebut adalah hotel-hotel kelas melati.
"Ada petugas lapangan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang (bertugas) mendata PSK di tempat kos memberikan laporan, bahwa PSK sekarang sebagian besar tidak tinggal di tempat kos melainkan pada pindah ke hotel yang diubah fungsinya sebagai tempat kos," ungkap aktivis HIV/AIDS Jawa Tengah, Andreas Bambang Santoso (56), Minggu (22/3/2015).
Kesebelas hotel yang dicurigai sebagai kos-kosan itu menurut Babe, sapaan akrab Andreas Bambang Santoso, adalah Hotel Htm, Tbn, Nml, Pt, SI, Ad, Pr, Bsk, DR, Agr, Mtr dan Snt.
Fenomena PSK indekos di hotel tersebut, lanjutnya, sudah berlangsung dalam satu bulan terakhir. Bahkan yang mencengangkan, jumlah PSK yang indekos dihotel mencapai sekitar 50 persen dari jumlah PSK yang ada di Bandungan.
"Dari segi bisnis, memang pemilik hotel tidak bisa dipersalahkan karena mencari omzet hunian kamar. Tapi jika hotel kemudian menjadi penyedia layanan Seks kan ga bener ya?," ujarnya.
Senada dengan Babe, Koordinator PKBI Kabupaten Semarang, Muhamad Budi Santoso mengatakan, saat ini jumlah PSK maupun Pemandu Karaoke (PK) di Bandungan semakin banyak, menyusul makin menjamurnya tempat-tempat hiburan.
Namun di sisi lain, hal itu tidak diimbangi jumlah kos atau asrama sehingga peluang ini ditangkap oleh pihak hotel untuk mengalih fungsikan kamar hotel menjadi indekos PSK.
"Tempat hiburan saat ini sudah meluas hingga keluar wilayah Bandungan, seperti di Bergas sudah banyak hotel dan karaoke. Sedangkan kos-kosan yang ada di Desa Duren itu saja hanya untuk menampung sekecamatan bandungan. Padahal jumlah PK dan PSK meningkat," kata Muhammad.
Menurut Muhammad, saat ini jumlah perempuan Pemandu Karaoke di Bandungan mencapai seibu orang. Dari jumlah itu yang terdata sebagai PK tetap pada tempat karaoke hanya 550 saja, sisanya adalah PSK freelance.
"Biasanya kalau yang tetap, dari karoeke menyediakan asrama. Tapi yang freelance itu datang kalau malam hari saja," kata Santoso.
sumber : tribun