Hindari Jalan Ampera, Baasyir "Walk Out", 140 Juta Untuk Abu Tholut? - Indonesia
Headlines News :
Home » » Hindari Jalan Ampera, Baasyir "Walk Out", 140 Juta Untuk Abu Tholut?

Hindari Jalan Ampera, Baasyir "Walk Out", 140 Juta Untuk Abu Tholut?

Written By Dre@ming Post on Senin, 21 Maret 2011 | 13.41

Senin, 21 Maret 2011 | 10:41 WIB

Ada Sidang Baasyir, Hindari Jalan Ampera Raya

Jakarta - Sidang Abu Bakar Baasyir kembali digelar hari ini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di Jl. Ampera Raya, Jakarta Selatan. Pengguna jalan diimbau menghindari jalan tersebut karena dikhawatirkan terjadi kemacetan karena rawan demonstrasi.

"Hindari Jl. Ampera Raya, imbas kegiatan sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan diperkirakan menimbulkan kepadatan lalu
lintas," tulis akun twitter TMC Dit Lantas Polda Metro Jaya, Senin (21/3/2011).

Rencananya sidang Abu Bakar Baasyir akan dimulai pukul 09.00 WIB. Polisi memperkirakan ratusan pendukung Baasyir akan memadati Jl Ampera Raya. Mengingat tidak semua pendukung boleh masuk ke ruang sidang.

Seperti diketahui, pengamanan super ketat dilakukan setiap sidang Baasyir digelar. Terutama ketika kendaraan tahanan dan kendaraan lapis baja polisi mengawal Baasyir masuk ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Belum lagi ratusan polisi dan kendaraan anti huru hara yang bersiaga di depan Kantor Pengadilan. Karena itu pembaca sebaiknya memilih jalur alternatif saja.

Selain itu, sebaiknya pembaca juga menghindari Jl Iskandarsyah arah Blok M. Karena TMC Polda Metro Jaya melaporkan adanya penyempitan jalan akibat pembangunan fly over.

Baasyir Kembali "Walk Out"

Terdakwa kasus terorisme, Abubakar Baasyir kembali "walk out" atau tak hadir di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/3/2011). Alasan Baasyir, menolak pemeriksaan saksi melalui telekonferensi. Tampak kursi yang seharusnya ditempati Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) itu kosong. Begitupun dengan kursi para kuasa hukum Baasyir.

Diketahui, Baasyir selama persidangan hari ini berada di ruang tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, menyaksikan keterangan saksi melalui telekonferensi.

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak Baasyir tetap menolak proses persidangan yang memeriksa enam saksi secara telekonferensi. Kuasa hukum Baasyir ketika dihubungi terpisah, Achmad Michdan, menilai, pemeriksaan saksi secara telekonferensi tidak adil bagi kliennya.

"Kami sejak awal menginginkan agar prosesnya lebih transparan. Saksi-saksi dihadapkan ke persidangan. Kalau mereka keberatan dipertemukan dengan terdakwa (Baasyir), bisa saja terdakwa di luar persidangan (ruang sidang) dan saksi diperiksa di ruang sidang. Kami ingin fairness style," katanya, saat dihubungi Kompas.com, pagi tadi.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, tiga orang saksi menjalani pemeriksaan secara telekonferensi. Saksi kedua, Mujahidul Haq alias Mujahidin bin Abdul Wahab, sempat meminta dihadirkan langsung di ruang sidang. Namun, permintaannya ditolak majelis hakim.

"Kalau bisa dihadapkan hari ini saja langsung di persidangan, kalau bisa. Meskipun sudah ditandatangani telekonferensi, mohon maaf bapak hakim," ujar Mujahidul.  

Abu Tholut Akui Terima Rp 140 Juta 

Salah satu terdakwa kasus dugaan terorisme di Aceh, Imron Baihaqi atau Abu Tholut, mengatakan bahwa dirinya menerima dana Rp 140 juta dari Ubaid dan Abdul Haris untuk biaya pelatihan militer di Pegunungan Jantho, Aceh Besar. Hal itu disampaikannya saat bersaksi dalam persidangan dengan terdakwa Abu Bakar Baasyir melalui telekonferensi di PN Jakarta Selatan, Senin (21/3/2011).

"Saya tidak pernah meminta (uang). Tapi menerima uang. Yang pertama 40 juta, kedua 100 juta. (uang) 40 juta dari Ubaid, 100 juta dari Abdul Haris pada 2010 Januari," ujar Abu Tholut.

Menurut dia, dana Rp 40 juta dari Rp 140 juta yang diterimanya digunakan sebagian untuk dirinya, untuk Dulmatin, dan diberikan kepada Abdullah Sonata untuk keperluan survei pelatihan militer di Aceh.

"20 juta saya serahkan ke Dulmatin, itu atas permintaan Beliau untuk kepentingan transportasi, akomodasi, dan lain-lain. 10 juta saya serahkan ke Abdullah, dan 10 juta saya pegang untuk transportasi dan harian saya sendiri," paparnya.

Sedangkan dana Rp 100 juta sisanya untuk pembelian senjata api, pembayaran rumah kontrakan, uang muka membeli sebuah mobil, dan untuk dirinya sendiri.

"Sebanyak 22,5 juta untuk pembelian satu pucuk senjata api, AR 15 dan pelurunya. Kemudian yang 15 juta pembayaran pistol buatan Belgia, otomatik dari saudara Maulana (alm). 10 juta untuk membayar kontrakan di Tegal, untuk saya dan saudara Kirno, Rp 20 juta untuk uang muka mobil Xenia. Kemudian sisanya untuk keperluan saya ke sana kemari dan kontrakan di Bekasi," rinci Abu Tholut.

Abu Tholut bergabung sebagai anggota Jamaah Anshori Tauhid (JAT) pada 2008. Dia mengenal Abubakar Baasyir sebagai Amir JAT. Sebelum bergabung di JAT, Abu Tholut mengikuti pelatihan militer di Afganistan dan Filipina.

"Tahun 1985-1990 saya pernah di Afganistan, tahun 2000 di Filipina," katanya.  
sumber : Kompas, detik
Share this article :

Total Visitors


 
Support : Dre@ming Media | Dre@ming Post | I Wayan Arjawa, S.T.
Copyright © 2011. Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Excata Published by DLC
Proudly powered by Dre@ming Media