
Kairo - Duta Besar Republik Indonesia untuk Yaman, Nurul Aulia, mengatakan, situasi dan kondisi keamanan di ibu kota Yaman sangat berbahaya akibat pertempuran sengit di kota itu.
"Kami semua bertahan di lantai bawahWisma Duta dan tidak bisa ke luar karena sangat berbahaya bagi keamanan," kata Nurul Aulia yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Jumat.
Aulia dan beberapa stafnya bertahan di Wisma serta sejumlah warga negara Indonesia (WNI) berlindung di gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Mengenai kemungkinan
evakuasi semua WNI dan staf KBRI dari Sanaa, Aulia mengatakan sejauh ini belum ada rencana pemulangan staf KBRI karena seluruh jalan di ibukota Yaman itu tampak sangat berbahaya, termasuk jalan menuju bandara.
Saat ini ada 66 WNI di Yaman, umumnya mahasiswa dan mereka berlindung di KBRI Sanaa. Sebelumnya, KBRI telah memulangkan sejumlah WNI akibat krisis di negara bergolak itu.
"Kami semua bertahan di lantai bawahWisma Duta dan tidak bisa ke luar karena sangat berbahaya bagi keamanan," kata Nurul Aulia yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Jumat.
Aulia dan beberapa stafnya bertahan di Wisma serta sejumlah warga negara Indonesia (WNI) berlindung di gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Mengenai kemungkinan
evakuasi semua WNI dan staf KBRI dari Sanaa, Aulia mengatakan sejauh ini belum ada rencana pemulangan staf KBRI karena seluruh jalan di ibukota Yaman itu tampak sangat berbahaya, termasuk jalan menuju bandara.
Saat ini ada 66 WNI di Yaman, umumnya mahasiswa dan mereka berlindung di KBRI Sanaa. Sebelumnya, KBRI telah memulangkan sejumlah WNI akibat krisis di negara bergolak itu.
KBRI Yaman Mencekam, Meriam Berdentuman di Sanaa
Kairo - Situasi keamanan di ibu kota Yaman, Sanaa, kian mencekam terutama bagi Duta Besar Republik Indonesia untuk Yaman, Nurul Aulia, para staf KBRI, dan sejumlah warga negara Indonesia yang berlindung di kantor perwakilan RI tersebut.
Aulia yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Jumat petang waktu Kairo (Jumat malam WIB), mengungkapkan bahwa pertempuran sengit membuat suasana menjadi sangat mencekam. Tembakan-tembakan senjata berat terdengar sudah mendekati Wisma Duta dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
"Tembakan-tembakan meriam terdengar sangat dekat berjarak sekitar sekitar 500 meter dari Wisma DUTA," katanya.
Menurut Aulia, asal tembakan itu tampaknya dari rumah kediaman Mayor Jenderal Ali Mohsen, perwira militer yang membelot dari kesatuannya untuk bergabung dengan oposisi anti-pemerintah pimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Dubes Aulia menjelaskan, sekitar dua setengah jam lalu, pemimpin suku bersenjata antipemerintah, Hamid Al Ahmar, dikabarkan telah ditangkap aparat keamanan.
Dalam dua pekan terakhir, kelompok suku bersenjata pendukung Hamid Al Ahmar dilaporkan memasuki Sanaa untuk bertempur melawan pasukan yang loyal kepada Presiden Abdullah Saleh.
Aulia yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Jumat petang waktu Kairo (Jumat malam WIB), mengungkapkan bahwa pertempuran sengit membuat suasana menjadi sangat mencekam. Tembakan-tembakan senjata berat terdengar sudah mendekati Wisma Duta dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
"Tembakan-tembakan meriam terdengar sangat dekat berjarak sekitar sekitar 500 meter dari Wisma DUTA," katanya.
Menurut Aulia, asal tembakan itu tampaknya dari rumah kediaman Mayor Jenderal Ali Mohsen, perwira militer yang membelot dari kesatuannya untuk bergabung dengan oposisi anti-pemerintah pimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Dubes Aulia menjelaskan, sekitar dua setengah jam lalu, pemimpin suku bersenjata antipemerintah, Hamid Al Ahmar, dikabarkan telah ditangkap aparat keamanan.
Dalam dua pekan terakhir, kelompok suku bersenjata pendukung Hamid Al Ahmar dilaporkan memasuki Sanaa untuk bertempur melawan pasukan yang loyal kepada Presiden Abdullah Saleh.
Dre@ming Post______
sumber : antaranews