Medan - Kebakaran yang terjadi pada pipa gas milik Pertamina di Langkat, Sumatera Utara (Sumut),
membuat warga sekitar khawatir. Sebagian di antara mereka bersiap-siap untuk mengungsi sekiranya keadaan memburuk.
Sebagian warga yang bermukim di jalur pipa yang terbakar itu, yakni di Desa Pangkalan Batu, Kecamatan Pangkalan Brandan Barat, Langkat, sudah mulai menyiapkan diri. Mereka mengemas pakaian dan barang-barang yang akan dibawa langsung sekiranya kondisinya
sudah memaksa untuk mengungsi.
"Umumnya warga di sini sudah bersiap, termasuk keluarga saya. Kondisinya mengkhawatirkan. Kalau api menyambar atau meledak pua pipanya, bisa gawat," kata Feri, salah seorang warga kepada wartawan melalui telepon, Selasa (14/6/2011).
Hingga Selasa dini hari, upaya pemadaman masih terus berlangsung. Daniel Munthe, Liasion Officer PT Pertamina E&P, Field Pangkalan Susu, menyatakan, sejauh ini mereka terus berupaya agar api segera padam, tetapi belum bisa dipastikan waktunya.
"Kita terus berupaya ini. Kita berharap sesegera mungkin apinya padam. Setelah itu baru kita lakukan pemeriksaan, termasuk untuk mengetahui penyebab kebakaran," kata Daniel Munthe.
Api dari pipa yang terbakar itu yang tingginya sempat mencapai sekitar 25 meter, kini sudah semakin mengecil. Selain itu proses pemompaan atau distribusi gas dari lapangan Manifold sudah dihentikan sehingga potensi masalah semakin kecil.
Pipa yang terbakar tersebut merupakan jalur pemompaan gas dari Manifold menuju Pangkalan Susu. Kendati merupakan milik Pertamina, namun selama ini digunakan Salamander Energy (North Sumatra) Ltd, yakni perusahaan Technical Assistance Contractor untuk PT Pertamina E&P.

Sebagian warga yang bermukim di jalur pipa yang terbakar itu, yakni di Desa Pangkalan Batu, Kecamatan Pangkalan Brandan Barat, Langkat, sudah mulai menyiapkan diri. Mereka mengemas pakaian dan barang-barang yang akan dibawa langsung sekiranya kondisinya
sudah memaksa untuk mengungsi.
"Umumnya warga di sini sudah bersiap, termasuk keluarga saya. Kondisinya mengkhawatirkan. Kalau api menyambar atau meledak pua pipanya, bisa gawat," kata Feri, salah seorang warga kepada wartawan melalui telepon, Selasa (14/6/2011).
Hingga Selasa dini hari, upaya pemadaman masih terus berlangsung. Daniel Munthe, Liasion Officer PT Pertamina E&P, Field Pangkalan Susu, menyatakan, sejauh ini mereka terus berupaya agar api segera padam, tetapi belum bisa dipastikan waktunya.
"Kita terus berupaya ini. Kita berharap sesegera mungkin apinya padam. Setelah itu baru kita lakukan pemeriksaan, termasuk untuk mengetahui penyebab kebakaran," kata Daniel Munthe.
Api dari pipa yang terbakar itu yang tingginya sempat mencapai sekitar 25 meter, kini sudah semakin mengecil. Selain itu proses pemompaan atau distribusi gas dari lapangan Manifold sudah dihentikan sehingga potensi masalah semakin kecil.
Pipa yang terbakar tersebut merupakan jalur pemompaan gas dari Manifold menuju Pangkalan Susu. Kendati merupakan milik Pertamina, namun selama ini digunakan Salamander Energy (North Sumatra) Ltd, yakni perusahaan Technical Assistance Contractor untuk PT Pertamina E&P.
Dre@ming Post______
sumber : okezone, detik