Sabtu, 4 Februari 2012 | 17:39
![]() |
Pengurus Ikatan Dai Area Lokalisasi (Idial) Jatim memberikan santunan modal usaha kepada mantan PSK yang akan dipulangkan, Sabtu (4/2 |
Ketua Idail Jatim, Sunarto mengaku tidak mudah mengarahkan para PSK untuk meninggalkan pekerjaannya selama ini, sampai mereka memilih pulang dan memulai kehidupan baru di kampung halaman. ''Butuh proses
yang sangat panjang berupa pendekatan personal dan religius,'' katanya.
yang sangat panjang berupa pendekatan personal dan religius,'' katanya.
Menurutnya, pemulangan 20 PSK ini adalah yang kelima kali sejak lima tahun terakhir. Pemulangan itu membuat jumlah PSK Bangunsari berkurang dari 274 orang menjadi 153 orang menurut catatan Biro Kesra Pemprov Jatim. Pembinaan kepada para PSK di lokalisasi yang konon terbesar sebelum adanya lokalisasi Dolly itu sebenarnya kata Sunarto sudah sejak tahun 1990 dilakukan, dengan menggelar pengajian rutin bagi PSK di Balai RW atau di Gedung Bioskop. '
'Kami bersyukur akhirnya banyak pihak yang mendukung sampai akhirnya terbentuk pembinaan secara melembaga,'' tambah Pembantu Dekan Fakultas Dakwah, IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Di Jatim setidaknya terdapat 47 titik lokalisasi dengan titik lokalisasi terbesar berada di Surabaya. Pemprov Jatim bersama MUI dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) bertekad memberantas lokalisasi tersebut secepatnya.
''Tahun lalu sudah ada tiga titik lokalisasi yang sudah kita bebaskan, tiga titik di Blitar, dan satu di Malang,'' ujar Kepala Biro Kesra Pemprov Jatim, Indra Maulana.
Para PSK dilatih dan diarahkan untuk menciptakan praktik ekonomi baru yang lebih bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya. Sebelum dipulangkan secara kolektif, para mantan PSK membubuhkan tanda tangan perjanjian untuk tidak lagi kembali terjun ke praktik prostitusi.
sumber : kompas