17 Persen Anggota DPR Makan Gaji Buta
SEMARANG - Wakil Ketua DPR
RI Pramono Anung mengatakan sekitar 17 persen wakil rakyat di
Senayan
hanya makan gaji buta. Selain tidak pernah berbicara, para wakil rakyat
itu juga tidak pernah menyampaikan gagasan dan ide yang sebenarnya
menjadi salah satu tugasnya.
Hal itu diungkapkan Pramono dalam kuliah umum Manajemen Komunikasi Politik di Era Konvergensi, di Jurusan Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang, Selasa (29/3). Menurutnya, anggota DPR yang makan gaji buta itu sejak dilantik pada 2009 itu belum menjalankan salah satu tugasnya sebagai wakil rakyat. Politisi dari PDIP ini secara terbuka dia menyebut artis yang menjadi wakil rakyat seperti Primus Yustisio, Eko Patrio, Vena Melinda, dan lain-lain selama ini hanya duduk diam. Para artis ini dinilai dejkat dengan rakyat sebelum dilantik menjadi anggota DPR namun setelah itu lupa tugasnya.
"Padahal politik adalah berbicara. Bahkan sejago apapun politisi tidak akan punya arti apapun jika tidak bisa bicara di depan media," tandas Pramono.
Di sisi lain anggota DPR seperti Ruhut Sitompul, Bambang Soesatyo, Akbar Faisal, Sutan Bhatoegana merupakan anggota yang selalu menempatkan diri pada posisi yang tepat jika dihadapan media. "Saat ini politisi memang suka retorika sedangkan media sudah mengarah pada hiper-realitas. Akibatnya,yang tampil di televisi hanya orang yang itu-itu saja," kata Pramono.

Hal itu diungkapkan Pramono dalam kuliah umum Manajemen Komunikasi Politik di Era Konvergensi, di Jurusan Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang, Selasa (29/3). Menurutnya, anggota DPR yang makan gaji buta itu sejak dilantik pada 2009 itu belum menjalankan salah satu tugasnya sebagai wakil rakyat. Politisi dari PDIP ini secara terbuka dia menyebut artis yang menjadi wakil rakyat seperti Primus Yustisio, Eko Patrio, Vena Melinda, dan lain-lain selama ini hanya duduk diam. Para artis ini dinilai dejkat dengan rakyat sebelum dilantik menjadi anggota DPR namun setelah itu lupa tugasnya.
"Padahal politik adalah berbicara. Bahkan sejago apapun politisi tidak akan punya arti apapun jika tidak bisa bicara di depan media," tandas Pramono.
Di sisi lain anggota DPR seperti Ruhut Sitompul, Bambang Soesatyo, Akbar Faisal, Sutan Bhatoegana merupakan anggota yang selalu menempatkan diri pada posisi yang tepat jika dihadapan media. "Saat ini politisi memang suka retorika sedangkan media sudah mengarah pada hiper-realitas. Akibatnya,yang tampil di televisi hanya orang yang itu-itu saja," kata Pramono.
Eko Patrio Balik Menyerang Pramono Anung
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PAN Eko Patrio, menilai
Pramono Anung tidak punya etika dan picik saat menyebutkan bahwa
terdapat 17% anggota DPR yang hanya makan gaji buta, termasuk Eko. Saya rasa Pramono hanya omong doang, tidak ada substansinya, ujar
Eko saat dihubungi, Selasa (29/3).
Pernyataan Pramono, menurutnya, tidak berdasarkan parameter dan standar yang jelas. Ukuran kualitas anggota DPR tidak hanya berdasarkan pada banyak atau sedikitnya dia berbicara dalam rapat tapi pada substansi pembicaraan. Kalau omong banyak saat rapat pun tidak bisa dijadikan ukuran. Yang jadi ukuran adalah substansi yang dia bicarakan, tegasnya.
Eko menjelaskan dirinya selalu hadir di rapat-rapat DPR. Bahkan tingkat kehadirannya melebihi para politisi lainnya. Saya anggap pernyataan itu picik sekali.
Selain itu, kata Eko, Pramono Anung pun tidak bisa semena-mena menjustifikasi kinerja seseorang tanpa dasar. Semestinya, yang patut menilai kinerja Eko adalah Ketua Fraksi PAN dan Komisi X, bukan Pramono Anung yang yang berasal dari fraksi lain dan duduk di Komisi IV.Aneh kalau dia yang menilai saya yang di Komisi X. Hubungannya apa antara dia dan saya? tanya Eko.
Pernyataan Pramono, menurutnya, tidak berdasarkan parameter dan standar yang jelas. Ukuran kualitas anggota DPR tidak hanya berdasarkan pada banyak atau sedikitnya dia berbicara dalam rapat tapi pada substansi pembicaraan. Kalau omong banyak saat rapat pun tidak bisa dijadikan ukuran. Yang jadi ukuran adalah substansi yang dia bicarakan, tegasnya.
Eko menjelaskan dirinya selalu hadir di rapat-rapat DPR. Bahkan tingkat kehadirannya melebihi para politisi lainnya. Saya anggap pernyataan itu picik sekali.
Selain itu, kata Eko, Pramono Anung pun tidak bisa semena-mena menjustifikasi kinerja seseorang tanpa dasar. Semestinya, yang patut menilai kinerja Eko adalah Ketua Fraksi PAN dan Komisi X, bukan Pramono Anung yang yang berasal dari fraksi lain dan duduk di Komisi IV.Aneh kalau dia yang menilai saya yang di Komisi X. Hubungannya apa antara dia dan saya? tanya Eko.
sumber : MICOM