Ini Hasil Tes Kebohongan Dua Pelaku Tewasnya Sisca
JAKARTA - Polrestabes Bandung dan Polda Jabar masih yakin tewasnya mantan model Sisca Yofie (34) adalah karena penjambretan dengan kekerasan yang dilakukan oleh Wawan dan Ade.
Penyidik belum menemukan bukti keterlibatan pelaku lain atau otak
utama, termasuk perwira Polda Jabar, Kompol Albertus Eko Budhiarto, yang
sempat menjalin hubungan asmara dengan Sisca.
Kadiv Humas Polri, Inspektur Jenderal Ronny Frenky Sompie mengatakan,
bila tidak ada fakta hukum baru dari sidang etik Kompol Albertus, maka
berkas tersangka Wawan dan Ade akan dilimpahkan ke kejaksaan.
Sebab, selain pemeriksaan kedua tersangka, belasan saksi, dan olah
TKP, penyidik juga sudah melakukan pemeriksaan secara psikologi terhadap
Wawan dan Ade untuk mengetahui ada tidaknya kebohongan terhadap
keterangan yang disampaikannya.
"Tes kebohongan sudah kami lakukan kepada mereka," kata Ronny di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Bagaimana hasil tes kebohongan kepada kedua tersangka tersebut?
"Sampai saat ini belum ada yang bisa kami dapatkan, bahwa keterangan
mereka bohong. Karena itu, penyidik masih menggunakan hasil penyidikan
dan alat bukti yang ada untuk membawa keduanya sebagai tersangka yang
menyebabkan matinya Sisca," kata Ronny.
Menurut Ronny, hubungan asmara yang sempat dilakukan oleh Kompol Albertus belum terkait dengan tewasnya Sisca.
"Hubungan ini yang kami lihat secara disiplin, kode etik, dan profesi
ada pelanggaran atau tidak. Jadi ini berbeda. Tapi, karena sama-sama
terjadinya dengan kejadian Sisca, maka mungkin kita berasumsi ada yang
ditutupi. Saya katakan tidak, tidak ada yang ditutupi," kata dia.
Di tempat terpisah, Kapolda Jawa Barat, Irjen Suhardi Alius
menyatakan penyidikan kasus tewasnya Sisca belum final. Suhardi baru
akan mendatangkan alat tes kebohongan atau lie detector untuk mengungkap
motif sebenarnya di balik tewasnya Branch Manager PT Verena Multi
Finance ini.
Kompolnas: Banyak Sekali Polisi Selingkuh
Bandung - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional
(Kompolnas) Hamidah Abdurachman mengungkapkan bahwa perselingkuhan di
kalangan Polri marak.
"Kalau kita lihat, memang perselingkuhan di
lingkungan anggota Polri terjadi. Ini memang sedikit gejala yang cukup
marak. Misanya Pak DS (Djoko Susilo) itu sampai memiliki tiga istri,"
sindir Hamidah di Mapolrestabes Bandung di Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/8/2013).
Menurutnya, perselingkuhan di kalangan Polri seharusnya tidak boleh dilakukan karena merupakan salah satu pelanggaran disiplin.
"Kenyataannya yang kita lihat, banyak sekali (yang selingkuh)," kecamnya.
Hamidah menegaskan bahwa perselingkuhan di kalangan Polri harus menjadi perhatian pimpinan Polri.
"Hal
ini tentu harus menjadi perhatian dari pimpinan Polri. Untuk aturan
disiplin ini harus dibuat lebih detail yang memang memberikan larangan
secara tegas bahwa anggota Polri tidak boleh melakukan hubungan pribadi
dengan perempuan lain selain istrinya, harusnya kan seperti itu, supaya
menghindari hal-hal yang seperti ini (kasus pembunuhan Sisca),"
tegasnya.
sumber : tribun