Inilah Lokasi terakhir jatuhnya pendaki di Gunung Merapi |
Hampir Dipastikan Tewas, Inilah Kronologi Jatuhnya Pendaki ke Kawah Merapi
YOGYAKARTA - Eri Yunanto (21) terjatuh dan masuk ke dalam kawah Gunung Merapi. Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu pun hampir dipastikan tewas.
Dicky (21), melihat teman pendakiannya itu terguling jatuh ke kawah Gunung Merapi setelah mengambil foto dari atas puncak batu Garuda. Sebelumnya Eri diperingatkan tak usah mendaki puncak Garuda.
"Setelah berfoto di atas puncak batu, ia kemudian berniat turun. Akan tetapi ia justru terpeleset dan jatuh dari kawah," ucap Dicky saat ditemui wartawan di Balai Resort TNGM-BARAMERU Boyolali, Minggu (17/5/2015).
Ia menjelaskan, saat itu banyak orang yang berada di puncak, namun yang benar-benar melihat tubuh Eri terjatuh hanya dirinya.
"Seketika ia jatuh, saya langsung berusaha menolong dan memanggil namanya. Saya sempat melihat tubuhnya terguling-guling. Namun setelahnya tidak dapat lagi melihat tubuh teman saya itu, karena tertutup oleh bibir tebing," tuturnya.
Koordinator Relawan Barameru, Samsuri mengatakan pada Jumat (15/5/2015), setidaknya terdaftar 700 orang yang naik ke puncak Merapi. Sementara, Sabtu pagi hingga sore hari sebelum penutupan jalur pendakian, terdapat 400 orang yang naik.
"Setelah jalur ditutup pada Sabtu (16/5/2015) sore, kami perkirakan masih ada sekitar 400 pendaki yang masih tertahan di sepanjang jalur pendakian. Setelah penutupan, pendaki berganti mendaki Merbabu," ceritanya.
Operasi evakuasi Eri Yunanto (21), petugas sampai mengerahkan memakai alat khusus berupa alat bantu pernapasan (breathing aparatus) dan pesawat mini tanpa awak atau drone.
Pengendali Misi Pencarian (SMC) Suwiknya mengatakan, dua alat tersebut berfungsi untuk mempermudah evakuasi. Hal itu berkait medan dan kondisi jatuhnya survivor di kawah Merapi.
"Drone kami gunakan untuk memetakan tempat dugaan jatuhnya pendaki. Dari situ akan dievaluasi jalur yang bisa ditempuh oleh penyelamat. Kami menerjunkan dua drone dalam misi ini," ujarnya, Minggu (17/5/2015).
Sementara itu, breathing aparatus berfungsi untuk mengurangi risiko terhirupnya gas beracun yang ada di kawah Merapi. Ia mengatakan, waktu efektif untuk melakukan pencarian adalah pukul 10.00 sampai pukul 13.00 WIB.
"Kami juga harus melihat arah angin, sebab bila angin cenderung diam, justru berbahaya untuk penyelamat. Karena konsentrasi gas beracun tinggi. Kalau ada angin berembus, udara akan bersirkulasi," tutur pria yang juga Kepala Resort Selo SPTN wilayah II Boyolali.
Drone Rekam Posisi Pendaki Yang Jatuh ke Kawah Merapi
YOGYAKARTA - Hingga Minggu (17/5/2015) malam, Eri Yunanto (21), seorang pendaki gunung yang jatuh ke bagian kawah Gunung Merapi belum ditemukan.
Namun, tim pencarian telah mengidentifikasi posisi survivor tersebut lewat foto-foto yang direkam dari pesawat mini tanpa awak atau drone.
Komandan tim Search and Resque Daerah Istimewa Yogyakarta (SAR DIY), Brotoseno, mengatakan drone sudah dapat memantau obyek di dasar kawah Merapi yang diduga kuat Eri.
"Survivor telah diketahui posisinya. Dia tegak lurus di bawah jalur puncak," ujarnya, Minggu (17/5/2015).
Tim SAR DIY menggunakan drone untuk mempermudah melacak posisi survivor. Bantuan drone yang dilengkapi kamera diperoleh dari tim Universitas Gadjah Mada (UGM).
Meski posisinya diketahui, ia belum dapat memastikan kondisi Eri saat ini. Brotoseno menambahkan, saat ini tim tengah membuat jalur rintisan dan jalur savety line yang diperlukan jika diperlukan proses evakuasi.
Seperti diberitakan, Eri jatuh ke dinding kawah Merapi ketika hendak turun dari Puncak Garuda. Setelah berfoto di atas Puncak Garuda, Eri terpeleset dan jatuh tergelincir dalam kubah lava sedalam kurang lebih 150 meter.
"Kondisi survivor belum bisa dipastikan. Hal ini karena rescuer belum bisa sampai di titik koordinat survivor," tambahnya.
Tim SAR DIY sendiri menerjunkan lima regu untuk evakuasi survivor. Masing-masing terdiri atas 10 personel.
Pengendali Misi Pencarian (SMC) Suwiknya mengatakan, tim pencarian dilengkapi drone dan alat bantu pernapasan (breathing apparatus) untuk mempermudah evakuasi. Hal itu berkaitan medan dan kondisi jatuhnya survivor di kawah Merapi.
"Drone kami gunakan untuk memetakan tempat dugaan jatuhnya pendaki. Dari situ akan dievaluasi jalur yang bisa ditempuh oleh penyelamat. Kami menerjunkan dua drone, dalam misi ini," ujarnya.
Sementara itu, breathing aparatus berfungsi untuk mengurangi risiko terhirupnya gas beracun yang ada di kawah Merapi. Ia mengatakan, waktu efektif untuk melakukan pencarian adalah pukul 10.00 sampai pukul 13.00 WIB.
"Kami juga harus melihat arah angin, sebab bila angin cenderung diam, hal itu justru berbahaya untuk penyelamat, karena konsentrasi gas beracun tinggi. Kalau ada angin berembus, maka udara akan bersirkulasi," tutur Suwiknya yang juga Kepala Resort Selo SPTN wilayah II Boyolali.
Tubuh Eri Diketahui dan Diangkat dari Kawah Merapi Sedalam 150 Meter
JOGJA - Tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazah Erri Yunanto (21) yang terjatuh ke dalam kubah lava Gunung Merapi, Senin (18/5/2015).
Saat ini tim tengah melakukan proses pengangkatan tubuh Erry dari tebing kubah lava sedalam 150 meter.
Komandan SAR DIY, Brotoseno menuturkan dua orang rescuer dari SAR DIY dan Barameru Selo, berhasil menemukan tubuh korban pada pukul 13.37 ini.
Kedua rescuer menemukan tubuh Erri setelah turun ke dalam kawah Merapi.
"Korban ditemukan dalam keadaan meninggal. Saat ini sedang dalam proses pengangkatan ke bibir kubah," jelas Brotoseno.
Perjuangan Tim SAR bertaruh nyawa lantaran dari pantuan kemera thermal, suhu di dasar kawah mencapai 35 hingga 70 derajat celcius.
"Memang harus dengan kesabaran dan perhitungan serta pertimbangan teknis yang cermat, karena dinding kubah yang labil dan gampang longsor," jelasnya.
Ia juga menjelaskan saat ini pihak SAR tengah menyiapkan tambahan Search and Rescue Unit (SRU) untuk tambahan bantuan dalam proses evakuasi.
"Alhamdullilah cuaca siang ini kondusif, jadi tim dapat menemukan korban," tandas Brotoseno.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan jika suhu di kawah Merapi di kisaran 160-420 derajat celcius.
Sedangkan rekomendasi dari Badan Geologi, evakuasi terhadap Eri Yunanto yang jatuh di kawah tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pukul 12.00.
Korban diketahui berada di sekitar 300 meter dari bibir kawah, sehingga evakuasi dilakukan dengan teknik vertical rescuer. Tim SRU pun sempat turun sampai ke 50 meter dari bibir kawah.
"Kondisi medan berat tapi 12 orang sudah dapat dikerahkan. Enam orang di bibir kawah untuk memegang tali, dan sisanya di sepanjang jalur tali," papar Sutopo.
sumber : tribun