Jumat, 20 Januari 2012 | 08:29
Inilah lokasi penembakan di Jalan Ampera, di mana Ansyar, satpam ditembak saat mengejar pencuri motor, Kamis (19/1/2012). |
Namun, keputusan itu harus dibayar mahal. Ansyar jatuh tersungkur setelah komplotan penjahat menembak sisi kiri perutnya. Peristiwa ini terjadi saat Ansyar mengejar empat pencuri bersenjata dari Jalan TB Simatupang menuju Jalan Ampera, Jakarta, Kamis (19/1/2012) sekitar pukul 14.00.
Setelah menembak Ansyar, komplotan penembak panik. Mereka kabur seraya meninggalkan motor curian, Honda Beat B 3540 TEO. Mereka juga sempat melepaskan tembakan ke udara sebelum kabur. Warga
sekitar lokasi kaget dan sebagian hanya diam melihat situasi.
sekitar lokasi kaget dan sebagian hanya diam melihat situasi.
Sebelum ditembak komplotan pencuri, Ansyar ditodong salah seorang dari mereka. Ansyar memergoki pencuri mengambil motor rekannya, Taufik (25).
”Saya lihat mereka. Saya kira tamu, tetapi kemudian (petugas) keamanan meneriaki mereka rampok,” tutur karyawan PT Merapi, Iman (42).
Menurut Iman, peristiwa itu hanya berlangsung 5 menit. Semua karyawan yang melihat peristiwa itu tidak berani berbuat macam-macam. Walaupun tanpa penutup wajah, pelaku berjumlah empat orang itu sama sekali tidak grogi.
Sebagian besar karyawan PT Merapi menunggu mereka berlalu karena tidak ingin menjadi korban penembakan pencuri yang nekat.
Saksi mata mengatakan, pelaku melepaskan tembakan ke perut Ansyar dan ke udara, diduga karena panik atas kenekatan korban mengejar mereka.
Sayang keluarga
Rekan-rekan Ansyar mengenalnya sebagai sosok ayah yang sayang keluarga. Keputusannya berhenti bekerja sebagai koki kapal hanya karena ingin lebih dekat dengan keluarga. Meski gaji menjadi petugas keamanan PT Merapi lebih kecil daripada bekerja sebagai koki, Ansyar seperti menikmatinya.
Ansyar dan keluarganya tinggal di Jakarta Selatan. Di PT Merapi, dia sudah lima tahun bekerja sebagai karyawan sumberluar (outsourcing) PT Kalde.
Menurut Ida (31), istri Ansyar, dia mendapat gaji dari dua ”bos”. Rata-rata dia bisa mendapatkan gaji Rp 2 juta per bulan. Kepada istrinya, Ansyar berkali-kali menyebut nama anak bungsunya, Rara (3).
Kamis petang, Ida menunggu suaminya di luar ruang operasi RS Fatmawati. Hadir dalam ruang tunggu rekan kerjanya, atasan dari PT Kalde, dan atasan dari PT Merapi.
”Saya apresiasi langkahnya mengejar pelaku kejahatan. Dia berani mempertaruhkan nyawanya untuk mengejar pelaku,” ujar Herbert, pemimpin perusahaan PT Kalde, yang mempekerjakan Ansyar sebagai petugas keamanan PT Merapi.
Sebagai bentuk simpati, dia menjamin biaya pengobatan Ansyar sampai sembuh.
Otto Harry Bintoro, Kepala Cabang PT Merapi, juga menjanjikan bantuan untuk keluarga Ansyar. ”Dia layak mendapatkan bantuan pengobatan,” kata Otto.
sumber : kompas