Jokowi Minta Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak Dihukum Berat
Jakarta - Maraknya kejahatan seksual terhadap anak rupanya membuat Joko Widodo geram. Gubernur DKI Jakarta itu meminta pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Pelecehan dan menyangkut anak di sekolah, hukum seberat-beratnya," kata Jokowi dalam acara Rapimnas PGRI, di Puri Agung Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2014).
Kasus pelecehan seksual terhadap anak belakangan terjadi di beberapa tempat. Di Jakarta, kasus aktual terjadi di Jakarta International School (JIS) beberapa waktu lalu. Sekolah bertaraf internasional dengan letak di Ibu Kota saja bisa kecolongan. Jokowi pun meminta pelaku dihukum berat agar kejadian serupa tak kembali terulang.
"Biar nggak ada yang mengulangi lagi," tuturnya.
Kasus pelecehan seksual terhadap anak tak hanya di Jakarta, di daerah pun banyak. Sebut saja kasus Emon di Sukabumi dan teranyar adalah 13 bocah SD di Kramat Jati, Jakarta Timur yang diketahui menjadi korban pelecehan seksual teman sepermainannya.
Ini Janji Jokowi untuk Guru Honorer Jika Terpilih Jadi RI-1
Jakarta - Selain menjanjikan kuota Mendikbud dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), capres Joko Widodo juga menjanjikan hal lain untuk pahlawan tanpa tanda jasa itu. Jokowi berjanji akan menyelesaikan semua permasalahan guru honorer seandainya terpilih nanti.
"Kalau saya jadi presiden pengen rampungkan secepatnya (masalah guru honorer). Tapi harus ada kualifikasi," kata Jokowi dalam acara Rapimnas PGRI, di Puri Agung Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2014).
Menurut Gubernur DKI Jakarta itu, sejauh ini sudah ada 5.900 guru bantu di Ibu Kota yang tak lagi bermasalah. Hal tersebut selesai setelah mengirimkan surat kepada Menteri Aparatur Negara 3 kali berturut turut.
"Guru honorer masih ada sekitar 12 ribu kalo nggak keliru, sedang diurus. Faktanya kita kekurangan guru. Masalahnya keputusan di Menpan bukan di Gubernur," tutur Jokowi.
Pada peringatan hari pendidikan nasional 2 Mei yang lalu Jokowi menyatakan kualitas pendidikan harus secepat mungkin ditingkatkan melalui kurikulum dan kompetensi guru. Menurutnya peningkatan kompetensi guru harus merata, tak hanya untuk guru PNS tapi juga honorer.
"Oleh karena itu, kesejahteraan guru itu wajib, baik guru honorer maupun PNS," ujarnya, di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (1/5) lalu.
Kubu Prabowo-Hatta Nilai 'Kampanye' Jokowi Pilih Nomor 2 Masuk Pelanggaran
Jakarta - Pihak Tim Pemenangan Prabowo-Hatta menilai upaya Joko Widodo mengajak masyarakat agar memilih nomor dua bisa termasuk pelanggaran. Badan Pengawas Pemilu Umum (Bawaslu) harus memeriksa upaya kampanye ajakan itu.
"Itu masuk hitungan pelanggaran. Enggak boleh itu. Ini belum kampanye. Tidak bisa itu ngajak-ngajak masyarakat begitu. Harus segera dicek oleh Bawaslu," ujar Direktur Hukum dan Advokasi Tim Sukses Prabowo-Hatta, Ahmad Yani di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Minggu (1/6/2014).
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menegaskan harus ada komitmen dari setiap pasangan capres serta tim pemenangan terkait aturan kampanye. Meskipun khilaf atau tidak sengaja, tetap saja apa yang dilontarkan harus diperhatikan secara serius.
"Ini habis pembagian nomor urut. Tempatnya juga KPU. Masak ngomong begitu. Saya harap Bawaslu aktif, aktif soal ini," ujarnya.
Seperti diberitakan, hari ini dua pasangan capres serta cawapres mengambil nomor urut undian untuk Pemilu Presiden 2014. Setelah proses pengambilan nomor urut, capres Joko Widodo secara terbuka dalam pidatonya mengajak masyarakat untuk memilih nomor dua.
"Itu adalah harmoni, keseimbangan, dan untuk untuk menuju Indonesia yang harmoni. Pilih nomor dua," kata Jokowi sembari tersenyum.
Ketika Prabowo Salami Megawati
Jakarta - Sempat berpasangan di Pilpres 2009, hubungan Megawati dan Prabowo Subianto memanas di 2014. Di tengah dinamika hubungan politik tersebut, Prabowo menyalami Megawati. Momen pengundian nomor urut capres di KPU seakan menjadi oase di tengah panasnya hubungan Mega-Prabowo bekalangann ini.
Momen itu terjadi di ruang sidang utama di Gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Minggu (1/6/2014). Prabowo yang datang belakangan menyalami kubu Jokowi-Jusuf Kalla yang berada di sisi kiri.
Satu persatu petinggi partai pendukung Jokowi-JK disalami oleh Prabowo. Mulai dari Jokowi dan JK, lalu Surya Paloh, Muhaimin Iskandar dan tak terkecuali Megawati yang berada di deretan depan.
Ketika menyalami Jokowi, Prabowo sempat menepuk pundak gubernur Jakarta nonaktif tersebut. Sedangkan ketika bersalaman dengan Mega, Prabowo lebih dingin, hanya berjabat tangan, lalu bergerak menyalami tokoh-tokoh lainnya.
Hubungan Prabowo dan Megawati memanas di tahun politik 2014 ini. Hal itu bermula setelah kubu Gerindra mengungkap naskah yang dirumuskan di Batu Tulis, Bogor, itu berisi kesepakatan antara dua pihak, yakni Megawati dan Prabowo.
Naskah itu ditandatangani Megawati sebagai capres dan Prabowo sebagai cawapres di Pilpres 2009 lalu. Salah satu poin dari kesepakatan itu adalah bahwa Megawati akan mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2014.
Kubu PDIP menyangkal poin tersebut. Menurut PDIP, poin itu hanya berlaku bila Megawati dan Prabowo menang di 2009, padahal hal itu tidak terjadi.
Namun Prabowo sudah terlanjur murka, bagi Prabowo dan Partai Gerindra Mega sudah ingkar janji. Lalu apakah salaman ini benar-benar akan mengakhiri panasnya hubungan Mega-Prabowo?.
sumber : detik